Pernah merasa bersalah setelah marah ke anak? Atau bingung gimana cara menghadapi tantrum tanpa emosi? Mungkin saatnya kamu mengenal gentle parenting yang pola asuh yang makin populer di kalangan orang tua milenial karena pendekatannya yang penuh empati, komunikasi, dan kasih sayang. Baca Juga : Parenting Value untuk Anak Usia Dini: Pondasi Penting dalam Tumbuh Kembang Anak
Gentle parenting adalah pendekatan pengasuhan yang menekankan pada hubungan yang hangat antara orang tua dan anak. Fokus utamanya adalah membimbing, bukan menghukum. Dalam praktiknya, gentle parenting mengandalkan komunikasi positif, empati, serta konsistensi tanpa menggunakan kekerasan, ancaman, atau teriakan.
Orang tua milenial umumnya lebih terbuka terhadap informasi parenting dan ingin membangun hubungan yang lebih dekat dengan anak. Mereka juga lebih sadar akan pentingnya kesehatan mental, baik untuk diri sendiri maupun anak.
Gentle parenting menjawab kebutuhan ini dengan pendekatan yang tidak hanya membentuk perilaku anak, tapi juga memperkuat koneksi emosional dalam keluarga.
Untuk menerapkan gentle parenting, penting bagi orang tua memahami prinsip-prinsip dasarnya, berikut dengan contoh penerapan nyata dalam kehidupan sehari-hari:
Gentle parenting mengajarkan bahwa anak adalah individu yang perlu dipahami dan dihargai perasaannya.
Contoh:
Saat anak menangis karena mainannya rusak, alih-alih berkata, “Udah ah, gitu aja nangis!”, orang tua bisa berkata,
“Mainannya rusak, ya? Sedih ya… Mama juga ngerti, kok. Yuk, kita cari tahu bisa diperbaiki nggak.”
Menghindari teriakan dan ancaman. Fokus pada menjelaskan konsekuensi dan memberikan pilihan yang sehat.
Contoh:
Daripada berkata, “Kalau kamu nggak nurut, Mama marah, ya!”, coba katakan:
“Mau pakai baju biru atau merah hari ini? Kita harus siap-siap supaya nggak terlambat.”
Memberikan batasan itu penting, tapi tetap dilakukan dengan penuh kesabaran.
Contoh:
Jika anak terus menunda waktu tidur, orang tua bisa berkata:
“Aku tahu kamu masih mau main. Tapi tubuh kita butuh istirahat. Sekarang waktunya tidur. Kita bisa main lagi besok pagi.”
Anak meniru apa yang mereka lihat, bukan hanya mendengar.
Contoh:
Jika orang tua ingin anak meminta maaf setelah berbuat salah, maka orang tua juga perlu minta maaf saat melakukan kesalahan, seperti,
“Maaf ya, tadi Mama sempat ngomong dengan nada tinggi. Mama lagi lelah, tapi tetap nggak boleh marah begitu.”
Mengasuh dengan gentle parenting bukan berarti bebas drama. Tantangan seperti tantrum, kelelahan, atau tekanan sosial tetap ada. Tapi kabar baiknya, kamu tidak sendiri!
Banyak orang tua juga sedang belajar. Salah satu langkah awal yang bisa kamu lakukan adalah mencari buku dan sumber belajar yang tepat—yang tidak hanya memberikan teori, tapi juga contoh nyata dan aplikatif.
Di Mandira.id, kamu bisa menemukan berbagai buku anak dan parenting yang mendukung pendekatan gentle parenting. Mulai dari buku read aloud yang membantu membangun koneksi emosional, hingga buku edukatif yang mengajarkan anak tentang emosi, empati, dan sopan santun.
Cocok untuk orang tua yang ingin mengenalkan nilai-nilai Islam dengan cara yang menyenangkan dan membumi.
Mendukung rasa ingin tahu dan kecintaan anak terhadap ilmu pengetahuan sejak dini.
Ideal untuk anak usia dini yang sedang dalam masa emas tumbuh kembang dan pembentukan karakter.
Ingin melengkapi koleksi buku anak di rumah? Di Mandira.id dapat mendapatkan buku anak premium berkualitas dengan berbagai pilihan program pembayaran yang fleksibel:
Yuk, kunjungi Mandira.id sekarang dan pilih koleksi buku terbaik untuk si kecil! Klik di sini untuk cek koleksi dan program lengkapnya di Mandira.id!
Membaca jadi seru, minat baca tumbuh, dan kecerdasan anak semakin terasah. Semua bisa dimulai dari buku berkualitas di Mandira.id